Rabu, 27 Januari 2010

KAMPUNG TERING LAMA, DENGAN ARSITEKTUR TRADISIONAL, LAMIN DAN BALAI DESA ( GEDUNG PERTEMUAN ) UNTUK ORANG KAMPUNG TERING LAMA.


Berbicara tentang  arsitektur tradisional, maka akan terbayang dibenak kita adalah beberapa kumpulan bangunan yang masih original dan bangunan yang sudah tua. Dengan pertimbangan-pertimbangan, rumah atau bangunan yang masih di jaga kebudayaannya, masih dalam bentuk awal pada saat pembangunan. Rumah suku orang dayak di Tering Lama, Kab. Kutai Barat, Prov. Kaltim, pada umunya adalah rumah panggung, dan rumah-rumah yang indentik dengan dayak, contohnya, ukiran dayak, dan patung yang di pasang di depan rumah atau Lamin. 



Arsitektur Tradisional yang ada di Kampung Tering, memiliki ciri khas yang sama, konsep dari rumah-rumah mereka semua memakai rumah panggung, dengan beberapa alasan tentunya.
a. Menghindari dari bencana banjir, karena mereka hidup ditepian mahakam.
b. Menghindari adanya serangan dari binatang buas yang mengganggu mereka.
Gambar Patung.


Tering lama adalah salah satu kampung diKab. Kutai Barat, letak kampung Tering ini berada di tepi sungai Mahakam. Kampung Tering adalah kampung yang masih memegang erat upacara-upacara adat, baik upacara adat syukuran, anak, nikah, panen raya ( padi ), maupun acara arwah ( orang yang sudah meninggal dunia ).
Upacara-upacara yang biasanya di tunggu-tunggu oleh masyarakat Tering adalah, upacara panen raya, atau Lali Uga’al. Lali Uga’al adalah upacara panen yang diadakan satu tahun sekali, upacara ini diselenggarakan dengan meriah, upacara yang berlangsung selama satu bulan penuh, dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa budaya tentunya. Tari-tarian yang dibawakan setiap malam, suara-suara gong yang mengisi malam untuk mengingatkan masyarakat Tering akan dekatnya upacara puncak, yaitu NEBE RAU. Upacara Nebe Rau ini, dilaksanakan setelah melalui beberapa tahap dalam jangka waktu sebulan tersebut,ada yang namanya, Na’a Ya’ang, Mitang Bulu, dan Nawah. Setelah semuanya berakhir barulah upacara Nebe Rau di laksanakan selama dua hari, satu hari Nebe Rau untuk kampung Tering Bagian Hulu, dan hari kedua/ hari terakhir Nebe Rau untuk masyarakat Tering bagian Ilir.
Gambar Nebe Rau

Upacara-upacara seperti ini, memiliki makna dan pengertian tersendiri bagi mereka dan ini adalah upacara yang turun temurun dari leluhur mereka orang Dayak di Tering Lama. Upacara-upacara ini dikatakn tidak boleh berhenti atau tidak ada lagi, karena ini adalah bagian dari nilai budaya mereka yang selalu membuat mereka tetap bersatu dengan damai dalam segala aktifitasnya.


Ukiran-ukiran yang ada di kampung Tering lama ini, bermacam motifnya, seperti, Inang Berang, Ukiran Naga, dan ukiran yang saling berhubungan ( bersambung ). Kampung Tering awalnya adalah kampung yang begitu kecil dan letaknya masih hutan, hutan yang lama kelamaan mereka ( orang dayak ) tempati menjadi kampung yang sekarang menjadi salah satu kampung budaya di Kutai Barat. Tidak jarang wisatawan asing mengunjungi kampung Tering Lama, dengan bermodalkan Camera Digital, mereka dapat mendokumnetasikan karya-karya seni dan budaya di kampung Tering.

  Kampung Tering juga mempunyai tempat wisata yang sekarang menjadi tempat yang gemar di kunjungi oleh masyarakat luar Tering, yang ingin  menghabiskan week and mereka bersama keluarga, Danau Bahadaq. Danau ini adalah kepunyaan kampung Tering, yang dulu sebagai mata pencaharian mereka untuk mencari ikan. Ikan-ikan yang ada di danau Bahadaq ini, Kediaq, dan masih banyak lagi ikan yang lainnya.

Kunjungi dan rasakan betapa asrinya kampung Tering Lama, dengan nuansa alami, suasana kesenian dan kebudayaan yang masih kental sekali, memiliki bangunan-bangunan arsitektur tradisional dengan konsep sesuai dengan fungsinya.




Sabtu, 23 Januari 2010

JAGA DAN LINDUNGI KEBUDAYAAN KITA, KUTAI BARAT ADALAH KOTA YANG KAYA DENGAN KEBUDAYAAN DAN ALAM YANG BERLIMPAH, NYAMAN, TENANG, TENTRAM

Belajar tentang kesenian dan mengetahui tentang budaya memang harus dilakukan, artinya kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik harus tahu apa yang menjadi kebanggaan kita. Berbicara mengenai alat music tradisional Indonesia memang beraneka ragam, seperti suku dayak yang berada di Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Kutai Barat, mereka memang mempunyai sebuah kesenian yang turun temurun dianut dan dijalani seperti layaknya leluhur mereka.

Alat music yang biasanya dan sering dipakai pada waktu pementasan atau pertunjukkan seni dan budaya adalah, Sape, Gong, Tambur.

Sampe sendiri mempunyai filosofi yang unik, terpikir dan terlintas dimata masyarakat dayak seekor burung enggang ( manu’uk tingang ), yang menjadi kebanggaan orang dayak pada umumnya. Burung enggang ini berada ditengah-tengah hutan, dan untuk mencari burung ini harus dengan kesabaran dan berhati-hati karena burung ini begitu ganas ketika menyerang lawan. Gambar Sampe

Sampe ini terbentuk dari seekr burung enggang ( manu’uk tingang ). Dan Sampe ini diartikan sebagai alat music yang dipetik layaknya gitar, mempunyai senar/ tali, dan senar dari sampe ini juga bermacam-macam, kadang ada yang 3 ( tiga ) senar, dan 4 ( empat ) senar ( tergantung dari kesenangan pemainnya).

Ukuran dari Sampe ini sendiri : Panjang Sampe, 1,25 meter (termasuk ukiran dikepala Sampe)

: lebar 25-30 CM

: bagian bawah Sampe 12-20 CM

Sampe ini juga biasanya dimainkan 3-4 orang sekaligus, dengan seuara yang merdu, dan petikan yang indah, lentikan tangan mengayun dari senar kesenar yang lainnya, membuat suasana hati menjadi tenang, tentram, dan nyaman.

Cuma satu yang harus kita pelajari adalah, tangga nada dari Sampe ini begitu sulit untuk dipelajari dan butuh penglihatan dan pendengaran yang tajam untuk merespon dan menerima suara yang timbul dan petikan demi petikan.

Alat music yang lain adalah Gong, alat music satu ini juga mempunyai bentuk bulat dan terbuat dari besi. Gong ini juga digunakan orang-orang dayak untuk mengiringi tarian. Hudoq misalnya, gong ini berfungsi untuk membuat para penari hudoq menjadi semangat, kuat untuk memainkan hudoq tersebut. Gambar Gong

Gong sendiri berdimensi 55-100 CM.

Tambur ( Gendang ), dalam bahasa bahaunya, Tufu’ung. Tambur ini terbuat dari kulit dan kayu, kulit tempat dimana pukulan untuk menghasilkan bunyi atau suara, kayu adalah badan dari tambur tersebut

Masih banyak lagi alat-alat music yang di Kutai Barat, dari masing-masing suku dayak yang ada di Kutai Barat mempunyai kesenian yang berbeda dan jenis tarian yang berbeda juga, tentunya bukan dari perbedaan itu akan menjadi sebuah masalah, tetapi dengan permasalahan tersebut menjadikan mereka lebih rukun, aman, nyaman dan saling menghargai satu suku dangan suku lainnya.

Keanekaragaman itulah yang memberikan mereka pengertian, bahwa dengan menjaga dan melestarikan kesenian dan kebudayaan membuat masyarakat umum Kutai Barat mengetahui dunia tentang kebudayaan itu, dan mempelajari tentang kesenian. Banyak para pemuda-pemuda sekarang lebih mementingkan kesenangan mereka dengan menghabiskan waktu, jalan-jalan, keluyuran, mabuk-mabukan dan kegiatan yang tidak baik ( negative ). Inilah yang harus dibenahi dan diperbaiki, atau mungkin dimusnahkan dengan cara, memperkenalkan budaya kita yang semakin tahun semakin hilang, perlihatkan kesenian kita, berikan pengertian yang mudah mereka cerna, sebelum semuanya terlambat.

Terkadang ini membuat kita malu, membuat kita kurang percaya diri untuk menyampaikannya, tetapi ketika kita melihat, siapa lagi yang akan mengatakannya selain kita sendiri. Mari kita jaga dan lestarikan kebudayaan kita, mari kita majukan kesenian kita dengan memperkenalkan kepada masyarakat umum yang diluar sana dan belum mengetahui tentang Kutai Barat. Kutai Barat begitu kaya dengan Kebudayaan dan begitu kaya dengan kesenian, ditambah dengan kekayaan alam, Kutai Barat akan menjadi kota yang harus dikunjungi dan dibangun sesuai dengan peraturan Pemerintahan.

Jumat, 22 Januari 2010

Belajar dengan melihat apa yang perlu di Pelajari


KUTAI BARAT, KOTA BERADAT
TANA PURAI NGERIMAN

Kutai Barat, yang selalu peduli dengan lingungan sekitarnya, kutai Barat adalah kota yang berasaskan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945. Kutai Barat kaya dengan alam yang asri, tenang, nyaman, dan masyarakat yang sopan, ramah terhapap pendatang dan penduduk asli.

Kutai Barat kaya dengan Budaya dan Kesenian, Pemerintah kutai barat sudah mencanangkan untuk tahun-tahun berikutnya, budaya dan seni di Kutai barat akan di tingkatkan lagi, dengan penyedian fasilitas-fasilitas yang mewadai segala bentuk kesenian dan kebudayaan, mulai dari Taman Budaya Kutai Barat,
Lamin-lamin yang masih original dan sudah di renovasi.
Burung Enggang adalah Icon dari orang Dayak pada umumnya. Salah satu Tugu yang berada di entrance perkantoran Pemerintah Kab. Kutai Barat ini adalah lambang dari burung enggang yang menjadi kepercayaan suku dayak.

Kutai Barat, adalah salah satu Kabupaten yang sudah berusia 10 tahun, dengan pembangunan sampai sekarang masih banyak. taman Budaya yang sekarang dalam pembangunan, jalan-jalan dalam pengerjaan, Kutai Barat memulai semuanya dengan satu persatu untuk menyelesaikan semua itu, yang tujuannya adalah sebagai proritas utama untuk kesejahteraan masyarakat kutai Barat.

Banyak orang mengatakan bahwa kesenian dankebudayaan itu sudah menjadi masa lalu yang tidak harus di budidayakan, dalam arti budaya tradisional sudah tidak menjadi pembahasan didalam forum-forum, atau seminar nasional atau pun internasional.
Salah, jika kita beranggapan seperti itu, seni dan Budaya sekarang adalah ilmu yang harus kita pelajari dan kita pahami, mengapa?karena, dengan memahami dunia kesenian itu kita akan menjadi tau, apakah budaya yang beraneka ragam di Indonesia tercinta ini akan masih tetap ada atau sudah tidak menjadi sebuah perlindungan dari daerah masing-masing.

Suku dayak yang ada di Kutai Barat pada umunya sangat apresias dengan adanya pentas seni dan budaya yang diadakan setiap satu tahun sekali. upacara adat yang biasanya diadakan adalah Dangai.
Dangai sendiri mempunyai arti, upacara yang secara umum diartikan sebagai upacara besar, dan diselenggarakan dengan konsep yang besar pula. Penggabungan antara suku-suku di Kutai barat, di gabungkan menjadi satu pada waktu acara tersebut. Biasanya Dangai ini di hadiri dari berbagai kampung yang ada di kutai Barat, semua memperlihatkan kesenian masing, dari menari daerah, sampai permainan rakyat.

kegiatan menari, suku dayak itu indentik dengan tari-tarian yang selalu dimainkan oleh beberapa orang. Dan kostum yang dipa
kai, bermotif ukiran dayak, dan properti yang di gunakan, mandau, perisai ( tameng ), sumpit, tongkta.

Tarian Dayak dengan kolaborasi antara pria dan wanita

Bentuk-bentuk tarian yang biasa di bawa oleh orang-orang dayak itu, bersinopsiskan, tingkah laku atau perilaku masyarakat dayak pada umunya.
Berladang, membersihkan lahan, menanam padi bahkan pergi merantau dan mencari ikan. Tarian yang menjadi Icon orang dayak adalah, tarian burung Enggang.

Bentuk tarian yang ad di Kutai Barat ini adalah tarian perang, yang artinya, suku dayak pada masa lampau suka berperang, dengan alasan untuk memperebutkan dareah-daerah yang akan mereka kunjungi.

Dengan alam yang begitu asri, dengan lingkungan yang bersih, hidup menjadi lebih nyaman. Lingkungan bebas dari sampah membuktikan bahwa masyarakat Kubar begitu mencintai kebersihan selain mencintai Budaya.

Tempat Wisata yang banyak memberikan keanekaragaman kekeyaan alam di Kutai Barat, Air terjun ( waterfall ), anggrek, danau bahadaq, batu dinding ( wall stone ), dan arung jeram (riam)
Kubar begitu kaya dengan segala macam keasrian alam dan kebudayaan.



Air Terjun ( Waterfall ) berada di kampung engkuni, berdekatan dengan danau Belu'uq, Kab. Kutai Barat
air terjun ini adalah air yang tertinggi di Kutai Barat.

waktu tempuh untuk mencapai air terjun Inar ini, dari pusat kota Kutai b
arat, Barong Tongkok, memerlukan waktu 1-2 jam. Dengan memakai kendaraan roda 4 ataupun roda 2.

Ini air terjun yang berada di Kampung Melapeh, Kec. Lg Bibung, dimana air terjun ini sudah menjadi tempat PLTA, sesuai dengan kesepakatan pemerintah daerah.
Air Terjun ini disebut juga air terjun Tabalas.


Kutai Barat masih memiliki beraneka ragam keindahan alam, layak di kunjungi dan di lihat. Menemukan keaslian dari alam dan kebudayaan yang ada di Kutai Barat ini, memberikan pengalaman bagi siapa saja yang datang, baik dari rumah adat yang masih original dan sudah di renovasi karena konstruksi dari rumah tersebut sudah tidak baik. Rumah-rumah adat itu seperti Lamin ( Rumah Panjang ), dan tempat

penempatan para orang-orang yang sudah meninggal, dan biasanya di adakan upacara, dan upacara tersbut di laksanakan selama satu minggu, namanya Kuangkai ( upacara arwah ). Upacara ini selalu ada, dan bagi keluarga yang ditinggalkan wajib melaksanakan upacara Kuangkai tersebut, karena ini adalah adat istiadat dari suku dayak yang melaksanakan upacara ini.










Bagi teman-teman yang ingin mengunjungi Kutai Barat dan akan menikmati indahnya alam sekitar kota Beradat ini, datangi dan lihatlah betapa indahnya semua yang ada.